Rabu, 24 November 2010

PEMIKIRAN YANG SALAH

Memang kelemahan utama kita dari dulu adalah keahlian memotong pembicaraan untuk disesuaikan dengan prasangka sendiri. Keahlian derivatif turunannya adalah menyortir kalimat tanpa mau mencari tangkapan makna atas keseluruhan konteks pembicaraan. Hal ini juga berlaku pada tulisan atau pemikiran.

Seringkali kita keras bin kaku dalam menyimpulkan tulisan hanya karena ada salah satu dari ratusan kalimat yang tidak sinkron dengan konsep otak kita. Sehingga kita menafikan kebenaran kalimat lain yang ada dalam tulisan itu. 

Sesungguhnya kalau kita menyadari, ini adalah warisan para penganut orientalis yang selalu berorientasi dengan ketidakterimaan "aku" kecil dan pendapat golongan. Serumit apapun bahasan ilmiahnya, akhirnya hanya mengerucut pada kalimat pokoknya begini tidak begitu, pokoknya begitu tidak kayak yang gini.

Sayangnya kita sendiri terjebak ikut-ikutan menggunakan pola ini dalam mengkaji kebenaran agama. Akhirnya, tahap paling akut kita juga sering berani korup terhadap ayat ketika ayat itu tidak sesuai dengan tafsir kehendak nafsu kita.